Curhat Bisa Membantu Meringankan Beban, Tapi Jangan Berlebihan
Twenty Plus - Sebagai makhluk sosial tentunya kita tidak bisa lepas dengan manusia lainnya. Kehidupan kita yang tentunya selalu berinteraksi dengan orang lain membuat kita terbuka pada mereka. Mungkin sekedar cerita hal-hal kecil, sampai curhat masalah hati atau keluarga. Memang benar jika curhat adalah salah satu media mengurangi beban yang dapat mengindarkan diri penyakit kejiwaa. Karena dengan curhat kita dapat memperoleh jalan keluar yang mungkin tidak kita pikir sebelumnya karena pikiran kita terlalu terpusat pada masalah yang ada. Tapi tahu kah kita, jika ternyata sering-sering curhat juga tidak baik. Karena kita menjadi tergantung dengan seseorang saat menyelesaikan masalah. Pikiran kita tak dilatih untuk menyelesaikan apa yang tengah kita hadapi. Teman, sahabat, atau siapapun yang menjadi teman curhat kita, tentunya juga seperti kita. Mempunyai permasalahan sendiri dalam kehidupannya. Jadi kita tak boleh egois untuk menuntutnya selalu mendengarkan keluh-kesah kita. Ada saat di mana teman curhat kita tak bisa menanggapi permasalahan kita, lantas kita menganggapnya dia sudah berubah dan menyudutkannya dengan pertanyaan-pertanyaan semisal, "bosan ya mendengar curhatanku??" atau "ya sudah kalau tidak mau menanggapi, aku tidak akan menganggumu lagi dengan curhatan-curhatanku" dan mungkin berbagai ucapan yang lain saat teman kita tidak menganggapi seperti biasa.
Sobat T-Plus, tentunya kita harus menyelesaikan apa yang kita lakukan, dengan kita bertanggung jawab dengan apa yang kita lakukan tentunya permasalahan yang ada bisa diminimalis bukan? Jadikan teman curhat kita sebagai pilihan terakhir saat kita betul-betul tak dapat menyelesaikannya. Dengan begitu, kita akan menjadi pribadi yang lebih dewasa dalam menghadapi permasalahan yang ada. Dan yang paling penting, jangan pernah melupakan Tuhan sebagai sandaran kita. Dengan begitu, apapun permasalahan yang ada, Sobat T-Plus akan siap menghadapinya.
Image by yufid.tv
Comments
Post a Comment